saya senang banget karena dua tahun terakhir dikasih kesempatan untuk kerja di Ambon Jazz Plus Festival (AJPF). banyak hal yang saya pelajari dan off corse banyak teman baru yang saya dapatkan; mulai dari produk lokal sampe yang impor.
ada yang nanya, saya dibayar berapa... well, to be honest, saya ga tau mau jawab apa, karena saya dan rekan Liaison Officer (LO) lain ga dibayar. meskipun aslinya, tenaga LO itu dibayar secara profesional. hmm, ternyata ukuran berhasilnya kerjaan itu adalah PENGHASILANnya dan buka KEBAHAGIAAN karena sudah melakukan hal yang bikin hati senang dan melayani orang lain dengan baik. ckckck... kasihan yaaa, sempit banget!
tapi, bukan itu intinya... i've got some more important things to say about this...
Dari pengalaman saya, masih banyak hal yang kurang dalam AJPF. memang sih AJPF kedua kemarin agak lebih sukses dibandingkan dengan AJPF pertama. tapi tetap saja, masih jauh dari standar yang seharusnya.
menurut saya, AJPF kalah promosi. website ada, tapi baru diaktifkan dua bulan sebelum event. ini jelas merugikan, karena 10 bulan lainnya orang bertanya2, "eh, tahun depan ada AJPF ga ya?" karena ga ada info pasti. webnya jarang update. well, agak lebay sih, tapi mari kita bandingkan dengan Java Jazz (JJ); website JJ aktif sepanjang tahun, dari jauh2 hari, ticketingnya udah mantap. iya sih, ada juga di venue, tapi itu bakalan antri banget. males antri? ya berurusan sama calo aja, dengan resiko, sewaktu2 ketangkep polisi yang nyamar jadi calo, hehhe...
melalui website juga kita bisa liat list talent yang main. kan asyik banget kalo ada yang bela2in datang dari luar kota demi liat idolanya. who knows kan?
schedule juga harus lebih pasti. biar ga molor, biar ga BT nunggu giliran sound check dan perform. selama ini talents AJPF banyak yang ngeluh karena jadwal yang berubah2. actually, ini hal yang kurang menyenangkan. menurut saya, mereka itu tamu, sedangkan panitia adalah tuan rumahnya. maka sudah sewajarnya kita bikin taum ngerasa nyaman di rumah kita. apalagi, untuk yang baru petama kali datang ke Ambon; first impression yang mereka dapet -mau ga mau- HARUS baik. ini bukan hanya demi suksesnya event, tapi juga promosi wisata. if they're feel comfort with our hospitality, it's not impossible that they will go back here not only for perform but also spend their vacation.
masalah lain yang ga kalah penting adalah transportasi. sekalipun ini festival, tapi keinginan talents untuk keluar dan menikmati keindahan alam maupun shopping souvenir dan kuliner sebisa mungkin dipenuhi. ujung2nya kembali ke masalah promosi tadi :) transportasi yang disediakan, bisa saya katakan, kurang. makanya hukum rimba berlaku di sini; siapa cepat, dia dapat, LO siapa yang lebih lihay dia dapet mobil trus jalan2 deh. kasian kan mereka yang belakangan dan akhirnya ga bisa jalan2?
well, mungkin panitia bisa bilang "biarin aja mereka yang nyari transport sendiri kalo mau jalan." tapi sejujurnya, LO lah yang paling ga enak hati karena mereka yang harus menyampaikan ke talents. bukannya apa2, tapi saya pikir ini tanggung jawab moral.
oh iya, soal ticketing juga. tadi saya udah nyinggung soal e-ticketing. tapi itu aja ga cukup sih, harus ada ticket box juga, di radio, di stasiun TV, di redaksi media cetak dan mobile ticket box. paling lambat sih satu bulan sebelum event. biar yang daya belinya agak rendah bisa nabung dulu. saya ga maksud anggap enteng lho. tapi in fact, ada golongan mahasiswa/pelajar/umum yang pengen banget nonton AJPF tapi ga bisa karena yaaa mesti nabung dulu...
dan soal LO, tnpa maksud menuntut atau apa, tapi seharusnya lebih diperhatikan akomodasi atau transportasi pulangnya. soalnya, ada LO yang harus pulang ke rumah tengah malem. transport pulangnya pun ditanggung sendiri. hmmm...
mudah2an hal2 kecil ini bisa diperhatikan untuk kemajuan AJPF
deep down, saya bangga sama Ambon, karena sanggup bikin AJPF :)
No comments:
Post a Comment