pacar saya pas kelas 2 SMA adalah cowok sekolah tetangga yang amit-amit males belajarnya. umm, bukan males sih, tapi agak-agak aneh jadwal belajarnya. misalkan ada ujian maha penting yang harus dia ikuti besok, malam ini dia masih sempat main PS atau nonton film favoritnya. dia baru mulai belajar pas subuh, di saat semua orang masih meluk guling dengan mesranya.
dia bilang, belajar subuh itu lebih asyik; materi yang dipelajari bisa terserap dengan baik. awalnya saya pikir, cuma orang gila yang kayak gitu. tapi setelah dicoba, memang bener! ga tau deh apa hubungannya, tapi otak tuh rasanya enteng banget, ga protes kalo diajak menghafal puluhan materi dan rumus. mungkin karena pas subuh suasana lagi tenang-tenangnya ya? atau karena memang si otak lagi fresh setelah istirahat? anyway, bukan ITU topik kita sekarang :p
back to pacar saya, dia lumayan cerdas dalam bidang fisika dan saya pernah curiga dia akan menjadi Einstein nanti, hehehe... pokoknya masalah hitung-hitungan dan penurunan persamaan, dia jago banget. tapi kalo soal bahasa inggris, dia pasti nangis guling-guling. dengan bodohnya dia bilang, "aku kan punya pacar pintar bahasa inggris. itu kan gunanya punya pacar, saling melengkapi?"
jawaban yang cukup diplomatis, tapi membawa kami ke sebuah cerita karangan yang bagi kami mendekati komedi. hasil rekaan orang yang lagi pacaran memang aneh. tapi lumayan lah, apalagi untuk kamu yang menjalani hubungan beda ras atau yang lebih simpel, beda bidang keahlian seperti kami...
here is our stupid story:
saya ngambek sama dia dan kabur ke pantai(inget ya, ini cuma rekayasa, haha, gila banget saya kabur ke pantai malem2. not so me!) masih pake seragam kantor (proyeksi 8 tahun ke depan waktu itu, hahaha). dia telpon saya, ga saya angkat. akhirnya dia nekat ke rumah teman saya dan minta temen saya ngecek saya lagi di mana. terus, dia nyusul saya deh...
dia akhirnya ketemu saya dan duduk di samping kanan sambil ngeluarin kotak hitam cantik yang isinya sepasang cincin!
"well, this is a little bit crazy..." katanya sambil mengambil salah satu cincin (hadeuh, geli banget ceritanya, hahha), "but i wanna ask you to be my wife. dear, would you marry me?"
well, meskipun ini cuma cerita rekaan masa ababil kami, tapi saya rasanya lagi beneran dilamar karena dia beneran belajar merangkai kata-kata bahasa inggris itu and i impressed of what he has done that day...
back to story, saya menatap agak mangap kayak di sinetron, lalu bilang, "is this a proposal?"
dia diam. saya menatap dia lekat-lekat. dia mengernyitkan dahi. dan saya tau, dia ga ngerti dengan apa yang saya omongin.dan memang begitulah adanya (waktu itu, dia ngomong begini "ceritanya aku cuma ngafalin pertanyaan itu ya? pas kamu ngomong, aku udah gelap aja" hahaha)
hampir dua menit kemudian, dia bilang " aku sih ga ngerti ya sayang, tapi kayaknya sih ini proposal juga. cuma aku belum bikin rancangan anggaran, waktu dan tempat pelaksanaan. latar belakang dan tujuannya sih jelas. banget malah. sekarang tinggal kamu acc aja."
hahaha, itu jawaban paling polos dari orang yang ga ngerti bahasa inggris! tapi dia ada benernya juga. proposal itu kalau diindonesiakan menjadi lamaran. saya maksudnya ke lamaran nikah, dia maksudnya ke proposal kegiatan -_-* hahahaha
saya tertawa melihat pacar saya. kamu boleh bilang dia dodol (karena sekarang sih dia cuma mantan pacar) tapi untuk saya, itu luar biasa. dia mampu membalik keadaan dari loser menjadi winner, dan saya suka itu. belum lagi, jawabannya untuk saya yang sangat romantis. dia menciptakan analogi baru tentang proposal! hehehe...
sekalipun itu rekayasa dan komedi banget, saya tetap senang. itu peristiwa lamaran paling romantis sejauh ini. meskipun bukan dia yang nantinya akan melamar saya untuk jadi istrinya, tapi saya bersyukur pernah dilamar sama dia. dan paling tidak, dapat pengandaian yang bagus tentang proposal :')
No comments:
Post a Comment