Saturday, January 1, 2011

AFF vs Nasionalisme

dear TIMNAS Indonesia,
baru sekali ini saya sangat fanatik dengan sepak bola di negeri ini. bukan! bukan karena ada Irfan Bachdim yang digilai banyak wanita -well, personally saya lebih suka Firman Utina, sang kapten- tapi karena saya kagum dengan TIM NASIONAL INDONESIA! iya, saya kagum dengan Markus Harison, Maman, Nasuha, Arif Suyono, Bambang Pamungkas, Firman Utina, Irfan Bachdim, Okto, Bustomi, Christian Gonzales dan semua yang duduk di bangku cadangan, termasuk Alfred Riedl dan Wolfgang Pikal.
dear TIMNAS,
to be honest, saya baru mengidolakan kalian setelah kemenangan 5-1 atas Malaysia. saya bisa melihat bahwa kalian luar biasa. dan cinta kepada kalian makin bertambah seiring setiap kemenangan yang kalian raih dengan sangat cemerlang. bukan karena kemenangan itu, tapi dari progress permainan kalian.
saya ga begitu mengerti sepak bola, tapi saya bisa melihat kalian merajai lapangan dengan gagahnya.

dear TIMNAS,
saya mungkin ga pernah ada di GBK untuk menyemangati kalian. ini karena geografis negara kita yang mayoritasnya lautan, tapi saya selalu memastikan doa saya ada di sana. tentu saja, dengan sepenuh hati saya. meskipun hanya melalui TV, euforia kemenangan kalian selalu saya rasakan. dan saya bangga...

sampai akhirnya apa yang kita inginkan tercapai, melangkah pasti ke final AFF dengan predikat tidak terkalahkan! ini untuk keempat kalinya dan kita semua menyimpan asa untuk bisa menggenggam trofi itu. trofi jawara sepak bola asia tenggara. kita tidak puas dengan tiga kali hanya menjadi runner-up.

sayangnya, di bukit jalil, kita ditundukkan 0 - 3. lumayan telak dan mengguncang! banyak sekali spekulasi tentang kecurangan -yah, kita semua tau negara itu dengan sikap 'terpuji'nya- tapi saya yakin, kekalahan itu adalah teguran Tuhan. banyak yang bermegah diri dengan apa yang kalian capai. mereka bergembira, bukan seperti kegembiraan rakyat jelata, tapi kegembiraan karena kalian dijadikan komoditi. mereka mempolitisasi sepak bola, permainan rakyat.
politik itu jahat dan kotor, kenapa harus mereka menodai permainan jujur itu? mereka menurunkan derajat sepak bola!
saya juga berpikir; kenapa baru sekarang mereka mau memperhatikan kalian? ngajak makan, dikasih bonus, istigosah? kenapa ga dari dulu? hmmm, cuma ada satu alasan bagus; CARI MUKA!

dear TIMNAS,
saya belajar banyak tentang kesetiaan dan semangat pantang menyerah dari kalian. saya kagum melihat permainan kalian di final leg kedua di GBK. kalian menunjukkan kualitas permainan kelas dunia. saya ga heran, banyak pemain liga Inggris yang mendukung kalian, bahkan Timnas Filipina!

dear TIMNAS, semuanya sudah berlalu. kita memenangkan pertandingan di GBK. #garudahasfoughtback ! tapi trofi itu menjadi milik lawan yang menang agregat. saya sempet lemes dan nangis, mama dan sepupu saya juga.
tapi saya langsung ingat, bukan trofi itu yang terpenting. tapi apa yang terjadi selama AFF berlangsung. ribuan orang berkumpul bersama. jutaan orang berdoa bersama. mereka bernyanyi, memberi semangat, memakai atribut merah-putih dengan GARUDA di dada mereka. anak-anak kecil berlari gembira, telanjang kaki sambil menyanyikan Garuda di dadaku... saya tahu bahwa ada di antara mereka yang mulai mengubah cita-cita dari presiden atau dokter, menjadi PEMAIN BOLA dan masuk TIMNAS seperti kalian. seisi rumah ga bertengkar soal siaran apa yang harus mereka tonton, karena mereka nonton bareng pertandingan sepak bola. semua berjabat tangan, tertawa, berselebrasi dan berteriak bersama "IN DO NE SIA"
bahkan seorang kepala negara dan first lady berlompat bersama dengan rakyat. sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
kalian tahu, ini SEMANGAT!
ketika saya mengingat-ingat lagi, saya menangis haru; hati saya bahagia. saya bangga! kalian mempersatukan bangsa ini... tanpa melihat suku, agama, status sosial, kami semua mengangkat satu suara: INDONESIA!
kalian lihat kan, bagaimana GBK pecah dengan nyanyian Indonesia Raya? itu juga terjadi di seluruh Indonesia kita. itu Nasionalisme!!! sesuatu yang sudah lama hilang dari bangsa ini... dan untuk saya, itu lebih penting dari trofi itu.
apa gunanya trofi itu kalau hanya satu malam menjadi milik bangsa ini? saya yakin, kalau kalian menang, kalian hanya akan menjadi milik para pembesar, bukan rakyat, tempat kalian berasal.

dear TIMNAS,
saya bangga punya kalian! selalu dan selamanya...

"Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku, ku yakin hari ini pasti menang..."

No comments:

Post a Comment