Sunday, December 5, 2010

i see the light - OST. Rapunzel

All those days watching from the windows
All those years outside looking in
All that time never even knowing
Just how blind I've been
Now I'm here, blinking in the starlight
Now I'm here, suddenly I see
Standing here, it's all so clear
I'm where I'm meant to be

And at last I see the light
And it's like the fog has lifted
And at last I see the light
And it's like the sky is new
And it's warm and real and bright
And the world has somehow shifted
All at once everything looks different
Now that I see you

All those days chasing down a daydream
All those years living in a blur
All that time never truly seeing
Things the way they were
Now she's here shining in the starlight
Now she's here, suddenly I know
If she's here, it's crystal clear
I'm where I'm meant to go

And at last I see the light
And it's like the fog is lifted
And at last I see the light
And it's like the sky is new
And it's warm and real and bright
And the world has somehow shifted
All at once, everything is different
Now that I see you, now that I see you

Wednesday, November 17, 2010

to-die-for Shoes...

saya termasuk manusia penggila sepatu... hmm, suka ga tahan merogoh kocek kalo liat ada sepatu yang lucu... padahal, belum tentu juga sepatu itu fungsional dan... umm, cocok di kaki saya yang tergolong tidak indah, hehehe...

anyway, ini beberapa sepatu keluaran wondershoe yang lagi saya gilai... mungkin akan saya borong beberapa hari lagi :p hahaha... dan yah, sekalian jadi rekomendasi buat kamu laaahhh... cekidot











6. Lala Suwages & Crew (ft. Jafuzz Cobre)


Lagi2 holding room memperkenalkan saya pada orang2 baru yang baik. Salah satunya kak Lala. Awalnya saya nanyain Sirhan dari dia. Tapi setelah itu, langsung ada chemistry. Mungkin karena kak Lala, kak Boby (suami kak Lala) dan semua personil bandnya ramah banget.
          Di hotel, kami sering bercanda2, apalagi kamar kami depan2an, makin akrablah kami. Sampe akhirnya ide itu tercetus, tepat di tengah malem, setelah penutupan AJPF. Kami mau jalan2 bareng ke Latuhalat! Rencananya sih jam 5.30 pagi udah cabut dari hotel dan langsung menuju ke Pintu Kota.
          Tapi apa mau dikata, mungkin karena kecapean, rencana itu molor 3 jam! Hahaha… kami sarapan buru2 banget, di lobi pula, terus langsung naik ke bus. Sebelum mulai misi jalan2, kami singgah dulu ke hotel Marina untuk jemput pasukan Jafuzz Cobre.
          Lumayan lama kami ngetem di situ, soalnya anak2 Jafuzz belum siap, hanya saja si mami yang setiap 20 detik nelpon anak2nya sambil ngancem. Hahaha. Menurut temen LO yang nginep di Marina, anak2 Jafuzz boleh gahar penampilannya, tapi kalo udah digertak sama mami, mereka langsung ciut. Hehe. Ini membuktikan di balik setiap pria hebat, pasti ada wanita hebat. Hehe, peace teman2!
          Akhirnya perjalanan bisa dilanjutkan setelah mami turun lagi dari bus dan langsung jemput mereka di dalem hotel. Tujuan pertama kami ke Pintu Kota harus melenceng karena ada yang usul ke batu Capeo dulu. Oke, narsis2an!



Terus, bus jalan agak pelan karena mereka pengen mengabadikan setiap gambaran alam cantik Latuhalat. Anak2 Jafuzz heboh ngerjain temen2 mereka yang ketiduran di perjalanan.
          Dan akhirnya, Pintu Kota yang mempesona. Batu yang bentuknya kayak pintu gerbang. As I can predicted, foto2 pun tak bisa terhindarkan. Berbagai gaya, berbagai pose. Setiap kamera dan BB standby. Ga pengen kehilangan momen.




Puas di situ, kami menuju Santai Beach. Saya ga turun karena pengen tidur. Ini keputusan bijak, mumpung rombongan lagi nyebur. Kalo ketiduran dalem bus pas mereka ada sih namanya bencana! Setengah jam di situ, perjalanan dilanjutkan ke Trikora; hunting besi putih. Beberapa anak Jafuzz plud Izaac terpaksa ke ATM karena ga bawa cash.
          Sebelum mereka balik ke bus lagi, kak Lala cs udah balik duluan. Jadilah rombongan kami terpisah. Supir kami memutuskan untuk menjemput rombongan anak hilang ke ATM. Eh, taunya mereka udah otw Trikora lagi. Pas kami balik ke Trikora, tau aja mereka udak kembali ke hotel. Sungguh ribet. Si mami ngomel2 di bus, lagak2nya sih, mami bakalan jewerin mereka pas nyampe hotel. Hahhaha…
          Hari itu menyenangkan sekali! Tapi seperti yang selalu terjadi selama AJPF, semua pertemuan harus berakhir di bandara, tapi ga persahabatan yang terjalin.

Monday, November 15, 2010

5. Potenzio


Saya tau band ini dari twitter, tapi ga saya follow. Semuanya berubah pas hari kedua AJPF. Saya di holding room dan lihat sekelompok anak muda sedang diskusi. Di seberang ruangan, duduklah tante Ayu Diah Pasha. Oh my… cantik banget orangnya! Saya sampai iri, hehehe. Saya sempat terkagum2 sampe ada temen LO yang dateng dan bilang kalo tante Ayu tuh manejer Potenzio, anak2 muda yang lagi diskusi itu.
          Mereka makin menarik perhatian pas Mega dan Isra muncul bareng satu kameramen dan mulai interview.




Saat itulah saya menangkap sosok tampan yang duduk paling ujung (ujung terjauh dari saya). Belakangan baru tau namanya Rohan, drummer. Sumpah, dia lucu banget! Meskipun sulit mengalihkan mata dari Rohan, saya merasa ada tanggung jawab mental tersendiri untuk melihat personil Potenzio yang lain juga. God, ternyata mereka imut2 semua, which at least make me think that they are BRONDONGS!
Setelah interview, Inka, host di Pala Stage, dan saya langsung nyerobot ke tengah2 squad Potenzio dan foto2. Hehe, Inka bela2in minta foto bareng Rohan dan saya ga berani. Hmm, dasar cemen yaaa..









Saya balik ke tempat duduk semula dan ketemu Hendra, LO Potenzio , yang baru saya sadari, memakai baju Potenzio. Tidaaaak! Sebagai anak yang mulai ngefans –padahal saya sama sekali belum denger mereka nyanyi- juga pengen punya t-shirt itu. Hendra nyaranin untuk minta langsung ke tante Ayu.
          Saya lalu mengumpulkan semua keberanian dan nyamperin tante Ayu. Sumpah, ramah banget orangnya! Langsung deh saya to the point. Sayang banget, tante Ayu bilang stok t-shirtnya abis. Saya agak kecewa karena ga bisa pake t-shirt Potenzio malem itu, tapi di lain pihak, saya seneng karena tante Ayu janji mau ngirim. Pas saya bilang mau ke Jakarta bulan November, dia langsung manggil mbak Teki, road manager Potenzio. Kami tuker2an nomer hp deh. Dan sebagai bonusnya, mbak Teki cerita banyak soal band ini.
          Ngobrol2nya harus diakhiri karena Potenzio harus perform. Tante Ayu sempat bilang ke saya untuk mimpin massa bikin heboh di barisan depan. Hehehe. A very heavy job, actually. I couldn’t promise her that I would made it, but I think I would try my best. Audiens di Cengkeh Stage ga seberapa waktu itu dan saya lumayan parno. Ohya, saya lupa, tante Ayu ini mamanya Eda, vokalis Potenzio.
The show has started…
Lagu pertama, masih asing di telinga. Ini lagu Potenzio. Saya sih belum pernah dengar satupu lagu mereka, jadi ya emang ga bisa buktiin kata2 mbak Teki kalo penampilan Potenzio di CD dan live beda banget. But… they’re sounds soooo good! Too good for what I imagine before. I knew that time, right on Cengkeh Stage AJPF that Potenzio is a rising star!
Beberapa panitia mulai saling mengajak untuk maju ke depan panggung. Kita langsung heboh banget. Eda malah sempet2in turun panggung dan toast sama kami semua. Makin midnight, shownya makin heboh. Apalagi pas mereka nyanyi ENGGO LARI, kami makin menjadi2. Cengkeh Stage langsung penuh manusia. Tau ga, itu panggung outdoor dan waktu itu lagi gerimis. Saya sempat lirik arloji; jam 1! Kami ga capek, karena kami sharing energi kayaknya. Lagu I got a feeling juga bikin heboh karena diaransemen rada2 dangdut gitu. Kereeeen! Sama sekali ga ada kesan kampungan.
Pas Eda pengumuman kalo mereka mau nyanyi 2 lagu terakhir, listrik di Taman Budaya Karang Panjang mati total! Hhmmm, even the lights couldn’t let them stop the outstanding show. Potenzio langsung siap2 turun panggung, tapi bung Andy spontan teriak dari depan panggung, “kalo turun sekarang, Potenzio ga boleh pulang besok!” dan ini diikuti oleh koor audiens “WE WANT MOOOOREEEEE!”
Bahkan para VIP ikut turun ke area terbuka, hujan2an, berdesak2an dan joget2 aneh bersama kami semua. Untunglah saat itu listrik kembali menyala. Dan atas desakan orang2, Potenzio kembali beraksi! Ga tanggung2, Enggo lari kembali bikin heboh. Haahaahaha, saya sih pengen nyaranin, sebaiknya lagu ini dimasukin album mereka. Cengkeh stage benar2 bergoyang. Semua yang hadir terbius oleh pesona Potenzio. As for myself, they are the real star of AJPF 2010.
          Show malem ups! subuh itu pun selesai. Semua puas. Semua seneng. Dan saya lebih seneng lagi pas tante Ayu dateng dan ngasih t-shirt Potenzio. Katanya baru ngubek2 tas dan nemu 2 t-shirt.
Thank God. Thank tante Ayu. Thank mbak Teki. Thank Potenzio.
Dan sejak dini hari itu, saya positif kena virus Potenzisitis dan mengidap penyakit Klanzio!!! Saya ngefans tingkat dewa!
          Besok paginya, saya ga ketemu mereka karena pas lagi sarapan,mereka jalan2. Huhuw. Tapi pas mereka balik, saya ketemu dan saya udah pake t-shirt baru doooong :p mereka sih kaget saya udah punya bajunya, tapi seneng2 aja tuh karena tau Klanzio bertambah, hehehe…
          Well, setelah itu ga banyak waktu yang saya lewati dengan mereka, karena mereka harus balik. Tapi saya seneng karena bisa kenal mereka. Hmmm, sukses ya Potenzio, kalian emang potensial! See you all, soon :)










4. Christian Alexander & Crew


nyebelin! Itu kesan pertama saya ke rombongan cowok Aussie ini. Mungkin karena tahun lalu saya kerja sama musisi Belanda yang baik dan jarang neko2, jadi pas dikasi yang beginian, saya langsung drop. Konon, sejak menapakan kaki di Ambon, mereka udah bikin ilfil orang2.
          Mega dari tim multimedia bilang, dia kayak orang ayan. Joget2 ga jelas di pintu kedatangan. Untunglah saya ga langsung bareng mereka di hari pertama. Di hari kedua, yang adalah hari pertama AJPF, barulah saya ikut rombongan Chris, Nick, Jayk dan Matthew, bersama 2 LO lain, Tya dan Alvin. Mereka ingin ke pantai. Jadilah kami meluncur mulus ke Natsepa.
          Fyi, saya agak ga nyaman dengan aksen mereka. Susah dicerna banget. Saya harus denger dengan sangat saksama baru bisa ngerti apa yang mereka bilang. Sungguh ribet! Tapi saya berusaha santai karena ini termasuk proses pembelajaran. Untunglah mereka mengerti perbedaan bahasa ibu kami yang lumayan signifikan :p
          Di perjalanan ke Natsepa, saya baru ngeh kenapa panitia nekat ngasih 3 LO ke mereka; sepanjang jalan, mereka nyetel lagu kenceng2, joget2 dan teriak2! Kata2 kayak f*ck, damn, holly shit, dll yang sebangsa menjadi sangat akrab di telinga.
          Mereka party goers dan sudah terbiasa diperlakukan istimewa. Jadi kadang2 mereka ga mau tau keadaan. Ga ada kompromi. Tya dan Alvin sempat menyerah dan saya yang jadi tumbalnya, tapi untunglah saya bisa menangani mereka dengan (lumayan) baik.
          Bergaul dengan mereka sama dengan bergaul akrab dengan lemari kaca tempat pajangan minuman keras impor di Citra Supermarket. Setiap hari kami pasti ke sana. Saya berdiri manis di sana, mengawasi mereka memilih minuman, membantu perhitungan dan menjadi perantara dagang mereka dengan para penjaga toko dan kasir yang ga bisa ngomong inggris. Alangkah lucunya ketika mereka masing2 memasukkan minuman Iceland dan Mansion House ke keranjang dan saya menenteng coca-cola -_-* kontras!
          Hari perform tiba juga, saya anterin Chris sound check sore harinya dan saya berani sumpah, dia keren banget! Aura bintangnya juga sangat terlihat karena banyak banget yang mengerubungi dia. Untung aja dia ga sampe lupa diri dan langsung minta segera kembali ke hotel untuk mandi dan melakukan persiapan akhir.
          Masalah datang dari panitia pas mereka mengubah jadwal tampil. Chris langsung dongkol. Katanya dia bakaln tampil jam 12 malem. Dia bilang, kalo sampe kejadian, dia ga bakalan mau manggung. Dia menuntut tukeran sama Maluku Hip-Hop Community. Untung aja MHC ga keberatan.
          Pfiuh!
          Chris tampil minus one plus dancer ga jelas -_-* Dan itu bikin dia jadi bahan ketawaan orang2, termasuk talents yang lain. Dan saya juga… hehehe, katanya dia udah jauh2 dateng kok cuma kasih segitu doang.
          Jadi, setelah performance garing itu, kita balik sebentar ke holding room untuk dinner. Dan main2. Yaaah, mereka itu emang playfull banget! Saya ga pengen ikutan dong. Untung aja ada Glenn Fredly yang bikin aura di holding room agak mendingan. Hehe. Pas saya melirik ke Chris, ternyata dia lagi melayani permintaan foto bareng fans dan panitia. Hmm, to be honest, he’s a nice man :)




after the garink show :p




narsis gila bareng the Aussies di lorong hotel...


5 hari sama mereka bikin saya lumayan sedih pas mereka mau balik. Sebandel apapun mereka, saya tau, mereka sebenarnya orang2 yang baik dan sudah jadi teman yang baik untuk saya. Banyak hal yang bikin saya sebel dan kadang2 ga tenang, tapi itu yang bikin saya belajar; untuk lebih toleran dan mengenal budaya lain di tempat yang belum pernah saya datangi.
          Senang rasanya punya teman dari industri musik Australia. And yes, I miss them now…

Wednesday, November 10, 2010

desperately needs new haircut!!!

Saya lagi pengen punya potongan rambut baru...
sebenernya sih, ini upaya penyombongan diri karena rambut saya sekarang panjang... ehhmm, sebenernya ga panjang2 banget, medium lah... tapi karena memang saya sudah dicap sebagai trensetter model rambut keren di sini, makanya saya harus mempertahankan predikat itu. 
hahahaha... just kiddin...
anyway, untuk kamu2 yang ingin potong rambut, nih saya rekomendasikan beberapa model rambut yang bakalan hits...







intinya, model layer masih berjaya :)

3. Starlite


Agak lucu dan memalukan kalo inget awal pertemuan dengan Starlite. Karena saya sama sekali ga kenal mereka. Jadi, pas ada yang nunjuk, saya pikir anggota Starlite itu ada 4 orang, 3 cewek dan 1 cowok. Makanya saya cuek aja waktu ngalungin hula2 hawaii (hehe, ga tau namanya!) ke satu2nya cowok dan kaget luar biasa pas si cowok melarikan diri dari saya.
        Saya sempat mikir “ga sopan banget ni cowok! Masa pake ginian aja ga mau? Artis cowok laen juga pake kok.”. Honestly, I felt disturbed with those rejection.
        Saya baru ketemu lagi dengan Starlite besoknya pas mereka selesai makan siang. Ternyata ada Sheila Permatasaka, yang tahun lalu datang bareng Jakarta Broadway Singers. Karena itulah, suasananya mencair. Saya lalu dikenalin ke Rieke (keyboardist) dan Alsa (drummer). Dan saya baru sadar; ternyata Starlite itu personilnya cuma 3! Otak saya berpikir, oohhh, si cowok itu manejernya kali, pantes ga mau pake hula2. Hhmm, tapi itu bukan alesan untuk ga pake kan? Saya masih ga bisa terima penolakan di bandara.
        Saya sempat ngobrol banyak sama mereka. Sheila nyinggung2 pantai Natsepa dan bkin Rieke iri setengah mati. Mereka pengen banget jalan2 ke pantai, tapi waktunya ga cukup.
        Malamnya, saya sempat liat mereka perform 1 lagu di Kanari Stage. Keren. Mereka girl band yang though! Pas saya motret mereka, saya liat cowok itu motret di sisi lain panggung. Hehe…



Banyak banget yang nonton aksi mereka dan terkagum2. Saya malah sibuk ngurusin Chris cs. yang ketemu cewek bule dan katanya mau dibawa ke hotel. Syukurlah… jadi saya bisa ngacir ke holding room dan liat Barry dan om Benny Likumahuwa, om Andre Hehanussa dan bung Nicky Manuputty.
        Pas mau balik ke booth ASEAN, saya papasan sama Starlite. Dan kita ngomong2 plus foto2 .

Sampe akhirnya cowok itu muncul. Nightmare. Dan lebih nightmare lagi pas Sheila bilang “oh iya Sar, kenalin dulu. Ini adik gue. Kebetulan kita ga ada pesuruh jadi ya dibawa aja buat ngangkat2,” Saya nyaris ketawa gede2. Tapi demi kesopanan, niat itu saya batalin, “namanya Mone.”
“Apa?” saya pura2 ga denger
“Mone”
“Bo-ne” adiknya Sheila mulai garuk2 kuping. Hehe. Biarin.
“M… Mone”
“Oh, Mone”
Sheila ngangguk. Mone manggut2. Saya juga. Sepintas kami kayak anjing2an yang biasa dipajang di dashboard mobil.
        Dan semua image sombong dan belagu itu hilang saat dia ngulurin tangannya. Hehehe… ternyata dia cuma ga siap jadi seleb, makanya ga mau pake hula2.
“Sarah”
Dan officially, peserta perbincangan bertambah satu.
        Subuhnya, Alsa pulang duluan. Mone ikut rombongan Esqief jalan2. Sheila sama Rieke bangunnya telat, jadi mereka mutusin untuk muter2 kota. Waktu mereka ga cukup untuk ke pantai. Jadi, mereka ke Pemuda naik becak dan melanjutkan makan siang di Umi. Hehe.
        Time flies! Mereka harus balik ke Jakarta. Saya ga bareng mereka ke bandara. Tapi kami janji ketemuan di sana. Makanya, setelah nganter mbak Ra dan Aiko, saya langsung nyusul mereka ke kafe. Rieke bilang, kao nanti ketemu lagi, rambut saya udah harus sama keritingnya ama dia, ga usah direbonding segala, hahaha.
        Suara announcer menyadarkan kami; the goodbye’s time has come. Kita pisah. Melanjutkan hidup masing2 di 2 pulau berbeda yang terpisah jauh banget. Tapi tetep dong, persahabatan kita harus dijaga :)

2. Syahrani & Queen Fire Works (Esqi: Ef)


Bermodal foto pantai Liang yang saya tunjukin ke mbak Ra, sapaan akrab Syahrani, dia bisa jadi teman saya. Rupanya mbak Ra sangat tertarik untuk show lagi di Ambon. 15 tahun lalu, dia pernah ke sini bareng mimi KD jadi katanya, dia bukan orang yang sangat asing dengan kota ini.
          Saya sempet SMS ke tetangga “eh, gue lagi bareng syahrani di airport loh” dan langsung drop baca balesannya “ohya? Bareng anang ga?” -_-* malu2in banget! Dasar ga update! Dia ga tau bedanya SYAHRANI dan SYAHRINI! Kami sempet ngobrol2 sebentar sebelum akhirnya pisah jalan; Esqief naik bus dan saya bareng mobil multimedia.



EsQi: Ef @Pattimura Airport
Malemnya, kita sempat ketemuan lagi di hotel sebelum dinner. Tapi karena lagi sibuk, jadi ga sempet ngobrol2. Besoknya idem. Esqief sibuk latihan untuk perform di Cengkeh Stage, di hari pertama AJPF dan sorenya mereka sound check on location. Saya malah sibuk sama pasukan bule gila Aussie sepanjang hari itu. Untungnya, pas sore saya sempat ke sekretariat sama tim multimedia dan ketemu 2 anggota Esqief yang lagi mau beli besi putih. Salah satunya udah dikenalin ke saya sama Izaac, tapi akibat amnesia waktu pendek yang sungguh menyengsarakan ini, saya lupa namanya. Jadi deh, saya cuma nyebut2 BRO, hahaha…
          The show begun. AJPF 2010 officially opened. Saya ke venue langsung dari rumah, karena sempet pulang untuk ganti baju. Saya langsung ke ruang multimedia untuk melihat segala persiapan mereka. Karena semuanya beres, saya memutuskan ke holding room saja. Dan saya liat mbak Ra duduk selonjor di lantai sambil mencet2 hp, sedangkan anak2 bandnya ngobrol heboh. 15 menit setelah itu, mereka siap2 naik panggung.
          Their performance was adorable and mingkem-able.  Mbak Ra dengan mini dress goldnya memukau penonton.


Shownya lancar sampe selesai. Saya sempat gentayangan ke Pala Stage untuk liat performer di sana. Terus, liat2 di booth ASEAN. Pas saya mau foto2 di background AJPF, eh ketemu mbak Ra. And the surprise was… she knew my name! amazing! Dia inget nama saya! Jadi deh, kita ngobrol2 lagi dan tuker2an twitter biar tetep keep in touch.
          Besoknya Esqief jalan2 pake angkot, hehe… mereka ke Natsepa via jalur pegunungan. Dan menurut LO mereka, angkot abal2 itu ga bisa nanjak! Jadilah setiap tanjakan, rombongan itu harus turun dan jalan kaki! Tapi katanya, mereka memanfaatkan semuanya dengan foto2! Hahaha, teteup yaaa…
          Sampe di hotel jam 2, mereka langsung check out dan siap2 pulang. Kita ngobrol2 lagi dan foto2 lagi.

Sampe akhirnya kami naik ke bus yang menuju bandara. Drummer mereka tinggal karena harus jadi additional player untuk Lala Suwages. Di dalam bus itu juga saya tau kalo salah satu personil Aiko adalah pacar Marsya Manopo, namanya Shinta, dia duduk tepat di samping saya. Jadi tepatnya, saya duduk di tengah2 Shinta dan Athina, sedangkan Bianca di depan kami.
          Tiba di bandara, kami semua pamit2an dan berjanji untuk tetep keep in touch. Ujung2nya, karena saya ga ketemu FBnya mbak Ra, eh, dia yang nge-add saya duluan. Ckckck, emang mbak Ra baik banget! Thanks ya mbak for being so nice :) wish we can meet as soon as possible.
          Nah, cara saya kenal Sirhan, si Drummer yang tinggal, termasuk unik. Tadinya saya mau foto bareng dia, tapi malu banget. Akhirnya kesampean juga di AJPF hari kedua. Thanks to the newspaper! Saya nitip Koran ke Sheila dan Rieke Starlite yang udah balik duluan ke Jakarta. Kak Lala yang ngenalin. Saya kasih koran dan langsung dengan cerdiknya ngomong “eh, skalian gue foto bareng lo ya?” hahaha

Well, wall2an terakhir dengan mbak Ra, katanya they all love me… huhuww, saya sayang Esqief!