Wednesday, April 20, 2011

Ketika Saya Bertemu R. A. Kartini



Raden Ajeng Kartini membawa makna tersendiri bagi wanita Indonesia. Dalam keterbatasannya, dia mampu melakukan perubahan dan menobatkannya sebagai tokoh emansipasi bangsa. Karena itulah, meskipun beliau sudah tiada, tapi semangatnya tetap ada di hati para wanita Indonesia.
Mungkin semangat itulah yang bikin saya bisa ‘wawancara’ sama beliau... di khayalan saya tentunya, hehehe... cekidot!
Sarah     : Selamat siang... hmm, enaknya saya panggil apa nih? Mbak, apa Eyang?
Kartini   : Mbak aja kali yee... saya masih kelihatan ABG kok
Sarah     : Errr...
Kartini      : Kenapa dek Sarah? Apakah kebaya ini bikin saya kelihatan tua? Bukannya kebaya lagi gahuuul buanget sekarang? Anak-anak TK juga pake kan pas karnaval?
Sarah     : Eh, iiiyyaaa mbak Tini, you’re so 21 kok, kan emang meninggalnya umur segitu kan?
Kartini   : kok tau?
Sarah     : Saya baca buku dong, mbak
Kartini      : waaaah, very nice of you, Sar. Itu baru namanya wanita Indonesia. Kita harus inovatif dan kreatif. Ndak mau kalah sama keadaan. Buku itu jendela dunia lho, dengan baca buku, kita bisa sampai ke berbagai penjuru dunia meskipun kita cuma duduk manis di dapur.
Sarah     : selain membaca, saya juga suka menulis mbak :)
Kartini   : bagus bagus. Sekarang menulisnya masih pake kapur?
Sarah        : ooh, terakhir tulis pake kapur, saya kelas 5 SD mbak. Sekarang sudah pake pena. Yang lebih happening lagi pake keyboard, mbak.”
Kartini   : lho, keyboard itu kan alat musik, dek
Sarah     : maksud saya keyboard notebook atau laptop mbak. Jaman mbak masih hidup mah belum ada.
Kartini   : ooohh, oke. Berarti, seharusnya lebih banyak hal yang bisa kalian lakukan dong sekarang.
Sarah        : seharusnya begitu mbak. Cuma, wanita jaman sekarang malah terbuai dengan kebebasan mereka
Kartini      : begitu ya dek? Hmm... saya jadi sedih. Kenapa mereka begitu? Apakah karena sudah terlalu dimanjakan dengan segala sesuatu yang tersedia?
Sarah     : salah satunya
Kartini      : seandainya kalian hidup di jaman saya. Waktu itu, kami dijadikan seperti boneka. Tidak bisa melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan kami. Kami dipingit sampai pada waktu untuk menikah. Bahkan rasanya tidak diberikan hak untuk belajar dan menjadi lebih baik.
Sarah     : waah, saya nggak sanggup hidup di jaman mbak Tini
Kartini      : itulaaah dek, wanita jaman sekarang sepertinya terjebak dalam kebebasan mereka. Tidak lagi ingat kodrat mereka sebagai wanita. Banyak yang bekerja terlalu keras sampai ndak ingat anak dan suami, banyak yang hanya duduk santai menunggu hasil tanpa mau bekerja, banyak yang hanya bolak-balik nongkrong di mall, belanja sampai lupa diri... hhhhmmm... banyak yang mereka lupakan. Termasuk arti emansipasi itu sendiri.
Sarah     : err, sebenarnya, saya juga begitu kadang-kadang mbak L
Kartini      : sebenarnya mudah saja dek, menjadi wanita baik. Ingat kodrat. Kita boleh mengikuti perkembangan jaman, kita boleh bersuara lantang dan melakukan perubahan. Tapi harus ingat juga bahwa kita wanita, yang seharusnya menyeimbangkan dunia ini dengan kelembutan dan pengertian. Itu hal yang sangat sulit ditemukan pada pria lho dek.
Sarah        : saya terharu sekali mbak, nyaris nangis. Mari kita akhiri saja wawancara ini. tapi sebelumnya, saya minta nasihat dari mbak untuk wanita Indonesia, terutama saya
Kartini      : saya tersanjung sekali 21 April selalu dirayakan oleh kalian, wanita Indonesia. Tapi sebaiknya, bukan di hari itu saja kalian merasa menjadi wanita, apalagi hanya dengan simbol memakai kebaya dan berkonde. Itu sama sekali tidak menunjukkan apa-apa. Aksi nyata kalian yang dibutuhkan negara ini. perjuangan kita masih jauh. Dan sesungguhnya, kita ndak boleh kalah. Kita harus tunjukkan pada dunia, kita sanggup membuat perubahan, kita bisa menang melawan tekanan dari orang lain dan diri kita sendiri. Karena kita sebenarnya kuat, lembut dan ndak egois. Itulah wanita Indonesia yang sebenarnya... teruslah berkarya, Kartini-Kartini mudaku...

Hmmm, sekalipun ini imajiner, saya beneran hampir nangis saat menulis ini...
Terima Kasih Raden Ajeng Kartini, semoga saya dan wanita-wanita lain di Indonesia mampu melanjutkan perjuangan dan cita-citamu :’)

No comments:

Post a Comment