Tuesday, February 22, 2011

Maluku dan Musik

salah satu pertanyaan yang dilontarkan untuk bung Glenn Fredly di workshop musik komunitas Rumah Beta adalah kapan ada sekolah musik khusus saxophone di Ambon. pertanyaan ini langsung dijawab dengan lugas, "ada banyak sekolah musik di Ambon, tapi apakah orang-orang sanggup? Lihat saja bung Nicky, dia pemain saxophone yang belajar secara otodidak!"

pernyataan ini langsung diiyakan bung Nicky "beta seng bisa baca not!" (saya tidak bisa membaca not!)
saya jadi inget perbincangan dengan Figgy Papilaya (keyboardis Erwin Gutawa Orchestra), dia bilang, orang Ambon itu sudah punya musikalitas alami hadiah Tuhan dan bukan hasil bentukan guru musik. yang perlu dilakukan adalah mengasahnya dengan terus berlatih dan tampil. karena sebenarnya, passion dan feeling musik orang Maluku itu sangat tinggi.
harus diketahui bahwa sebagian besar musisi asal Maluku berlajar alat musik dan menyanyi secara otodidak; bukan les, buka baca buku. they're just saw or heard some example, trying a little bit and VOILA! they can make it like the original musicians did!
kalo mereka mau sedikit bereksperimen dan bereksplorasi, akan ada karya baru yang mereka hasilkan; fresh dan groovy!

lagipula, pemikiran sebagian besar orang tua di Maluku masih konvensional; anaknya harus jadi dokter, polisi, PNS -sesuatu yang teratur dan memperoleh penghasilan tetap, serta jaminan hari tua- otomatis, mereka tidak menginginkan anaknya bercita-cita menjadi musisi terkenal. karenanya, dengan menyekolahkan anak di sekolah umum saja sudah cukup. no time for music school! they thought it was some kind of wasting time and money...

ironis. mengingat para orang tua ini mengidolakan Brury Marantika atau Harvey Malaiholo, tapi sama sekali tidak mengharapkan anaknya menjadi seperti mereka -_-*
hanya karena mereka berpikir menjadi musisi itu bukan pekerjaan tetap dan tidak menjamin masa depan. sempit banget! mereka lupa kalo nantinya, ada 'mereka-mereka' yang lain juga saat si anak tumbuh menjadi the next Brury atau Harvey...

ini yang harus diubah. musikalitas orang Maluku, in the end, hanya berakhir sebagai hobby! padahal, banyak orang di luar sana yang menjadikannya sumber penghidupan.

ini juga yang menjadi faktor utama banyaknya pengangguran di Maluku. well, saya juga mungkin akan seperti itu, karena keinginan saya menjadi orang belakang layar ditentang habis-habisan sama orang tua saya. mereka maunya saya duduk manis di belakang meja, jadi PNS. mereka lupa, kalo segala sesuatu yang dilakukan setengah hati, hasilnya pasti setengah-setengah juga!

so, we have to live our OWN dream :) if necessary, be a rebel!

bung Glenn juga bilang, generasi muda Maluku harus bisa memanfaatkan teknologi internet dengan bijak dan benar. YouTube misalnya. dari situ, bisa didapatkan tutorial main musik, langsung dari ahlinya; para musisi kelas dunia. pas banget untuk orang-orang yang memang punya bakat belajar secara otodidak :)

penanya terakhir diberi kesempatan bertanya. dia bilang, banyak anak Maluku yang punya talenta tapi kenapa, sulit sekali menembus industri musik Indonesia.
lagi-lagi, saya dibuat kagum oleh jawaban cerdas bung Glenn (and as for myself, now i called him, LEGEND)
"salah kalo kita bermusik untuk terkenal..." dia juga kasih pengandaian; Sinta dan Jojo dengan video lipsync Keong Racun mereka. sebenarnya, itu bukan sesuatu yang sangat wah ditinjau secara seni, tapi secara entertain, itu luar biasa menghibur. dan efek sampingnya, mereka punya satu komunitas yang memastikan mereka terkenal, seperti sekarang. komunitas ini tentu saja orang-orang yang terhibur dengan apa yang mereka tampilkan.

saya sangat setuju dengan komentar bung Glenn. kalo kita melakukan sesuatu dengan iming-iming popularitas, trust me, you won't make it!
tapi ketika kita melakukannya dengan sepenuh hati, kita menghibur orang banyak, maka dipastikan kita sudah mencuri sepenuh hati mereka. what comes from the heart, touches the hearts. right?
anggap saja, popularitas yang diperoleh adalah bonus

semua yang hadir malam itu bertepuk tangan menyambut jawaban ini...
penampilan bung Nicky Manuputty dan bandnya menutup sesi dialog dan workshop dengan komunitas Rumah Beta. seperti biasa, bung Nicky menampilkan permainan saxophone yang outstanding  plus suara bening Matthew Sayersz membuat semua yang hadir tidak berhenti berdecak kagum.

acara ini ditutup dengan harapan tiap musisi untuk Maluku dan Musiknya. meski disampaikan dengan formulasi yang berbeda, tapi intinya satu; mereka ingin musik Maluku lebih dikenal luas, caranya ya melalui generasi muda yang kreatif dan punya kemauan memajukan Ambon dan Maluku.
yang palin saya ingat tuh pernyataan Arnold, "orang Ambon tuh groovy!"
benar! seratus untuk Arnold!

No comments:

Post a Comment